Sopir Dipukul, Kepala Dinas Dilaporkan

HUKUM

BintangEmpat.com, Lumajang –  Perlakuan kasar mulai dari ucapan kotor, hingga pemukulan yang kerap diterima oleh sopir tenaga kontrak yang bekerja pada salah satu dinas di lingkungan pemerintah Kab. Lumajang menjadikan dirinya gerah dan tidak tahan lagi, berkat masukan dan dorongan para sopir-sopir yang lain, akhirnya oknum sopir yang menjadi korban bulan-bulanan kemarahan majikannya melaporkan kejadian yang menimpa dirinya kepada Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati.

“Ada pengaduan beberapa hari yang lalu, yang ditujukan kepada bupati dan saya, terkait perlakuan seorang kepala dinas eselon II yang sering malakukan kekerasan. Sering berarti tidak satu kali,” kata Wabup Indah pada wartawan, Senin (7/1/2019).

Meski Wabup tidak menyebutkan nama dan identitas sopir yang menjadi korban, namun pihaknya menegaskan perbuatan arogan itu tidak pantas dilakukan oleh Aparatur Sipil Negara(ASN), terlebih jabatannya eselon II atau biasa yang dijabat oleh kepala dinas.

“Saya tidak tahu memukulnya itu batasannya bagaimana, tetapi apapun itu tidak pantas dilakukan oleh pejabat eselon 2. Walaupun tidak berbekas, itu karakter dan emosional yang tidak boleh dimiliki pejabat setingkat eselon 2 atau yang lain,” Tegasnya usai pelantikan Pj Sekda.

Meskipun tidak mudah untuk menyelesaikan kasus tersebut karena terbentur beberapa aturan, namun Wabup berjanji bakal menyelesaikan perkara ini secepat mungkin.

“Tidak lama dan segera. Pemeriksaan juga tidak lama. perkara Ini tidak butuh hal yang rumit,” katanya.

Nantinya, masih menurut beliau, jika terbukti Oknum Kepala Dinas yang dimaksut terbukti seperti laporan Sopirnya, tentunya bakal ada sanksi yang berat sebagai konsekuensi yang harus diterima oleh oknum kepala dinas tersebut.

“Sanksinya berat, karena ini berkaitan dengan karakter ASN,” pungkasnya.

Sedangkan dari informasi yang dihimpun dari sumber terpercaya, aksi kekerasan yang dilakukan oleh pejabat eselon II tersebut berinisial AM dan Sopir yang menjadi korban pelampiasan amarahnya berinisial AH, guna memastikan kebenaran informasi tersebut, AM yang dihubungi via cellularnya untuk dikonfirmasi ternyata tidak menjawab atau mengangkat telephone genggamnya.

(bas).

Komentar ditutup.