Polemik Bantuan Bupati Jember Disorot Publik

BERITA TERBARUPERISTIWA

Polisi Panggil PD Muhammadiyah Jember Soal Surat Tantangan Debat Ke Jamaah NU

BintangEmpat.Com  – Bupati Jember, Faida menarik kembali bantuan banjir darinya dari warga setelah dia diliput media. Kejadian itu di RT 01 RW 06 Kelurahan Mangli dan RT 01 RW 07 Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates, Jember, Jawa Timur, pada Jumat (14/2/2020) lalu.

Di sana banjir menerjang, Kamis (13/2/2020) malam. Bantuan yang diserahkan bupati berupa 40 paket sembako, 40 kasur lipat, selimut, dan nasi bungkus. Pembagian dilaksanakan bersama BPBD Kabupaten Jember.

Wartawati Dianiaya, Dipukul Payudaranya Akibat Beritakan Proyek

Hanya saja, pihak Pemkab Jember menarik kembali bantuan yang diberikan ke Pondok Pesantren Mahasiswa Ma’had Baitul ‘Ilmi menjadi korban banjir genangan bersama warga Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates.

Ada 18 mahasiswa di pondok itu mendapat bantuan. Kala itu diberikan lima paket bantuan yang terdiri dari selimut dan Kasur.

Penarikan bantuan itu disebabkan para santri tidak terdaftar dalam kartu keluarga Jember. Sementara para warga yang mendapatkan bantuan itu harus terdaftar di KK Kabupaten Jember.

Kongkalikong Oknum Kades, Mulai Hamili Warganya Hingga Penjarakan Wartawan

Camat Kaliwates Asrah Joyo Wardono mengatakan penarikan sembako itu karena alasan administrasi. Sehingga ramai diberikan media massa. Asrah menyebut telah terjadi miskomunikasi.

“Yang benar adalah distribusi bantuan kepada korban yang terdata sesuai yang ada kartu keluarga, yang sudah terkumpul di BPBD Jember,” katanya dalam klarifikasinya di Website Pemkab Jember.

Asrah menjelaskan, pada saat itu para mahasiswa yang berasal dari luar Jember tersebut belum terdata dengan lampiran KK.

“Karena bantuan yang diberikan oleh BPBD saat itu menggunakan KK,” katanya.

Modus Umum Para Oknum Polisi Menggali Tambang Duit

Pengasuh pondok juga tidak bertempat tinggal di pondok tersebut. Selain itu, bangunan pondok tersebut kontrak pada salah satu warga.

“Lha pemiliknya juga tidak di situ,” ujarnya.

Dia mengklaim Bupati Faida tetap memberikan bantuan kepada para satri. Saat itu diberikan lima paket, selebihnya akan diberikan kemudian.

Pada hari berikutnya, atas inisiatif RT 01 RW 06, untuk sementara diambil tiga paket untuk memenuhi warga atau korban yang terdata dengan KK.

Saat itu pihak RT juga menyampaikan kepada pengasuh pondok, bahwa kekuranganya yang 16 paket akan dikoordinasikan dengan camat dan BPBD untuk memenuhinya.

Pelaku Pembunuhan Mertua Sekda Lamongan, Leher Ditusuk Tiga Kali

“Saat ini kekurangan bantuan ke ponpes tersebut sudah terpenuhi sejumlah 18 santri,” tegasnya.

Polemik Bantuan Bupati Jember Disorot Publik
Polemik Bantuan Bupati Jember Disorot Publik

 

Tanggapan Bupati Jember

Bupati Jember, dr Faida merespons viralnya kabar penarikan bantuan untuk korban banjir di salah satu pesantren. Namun bantahan itu hanya disampaikan melalui akun Instagram resminya, dr.faidaofficial.

Dalam postingan yang diunggah pada Minggu (16/02) sekitar pukul 23.30 WIB itu, Faida menyatakan “terima kasih atas atensi info soal link soal penarikan bantuan”.

Kemudian akun tersebut memposting ulang (regran) postingan dari akun resmi Pemkab Jember yang berisi klarifikasi dari Camat Kaliwates, Asrah Wadono.

Peringkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Dan TNI

Selang 1 jam berikutnya, atau Senin (17/02) sekitar pukul 00.24 WIB, akun resmi Faida kembali memposting klarifikasi dalam isi yang sama, hanya formatnya berbeda.

Postingan serupa juga kembali diunggah beberapa kali oleh akun Instagram resmi Pemkab Jember, dalam waktu yang hampir berdekatan.

Inti dari beberapa postingan tersebut adalah kembali menegaskan pernyataan Camat Kaliwates, Asrah pada Jumat (14/02) lalu. Yakni bahwa kabar penarikan bantuan hanya kesalahan komunikasi, dan bantuan sudah diserahkan kembali secara penuh, pada Jumat (14/02) sore.

Asrah memang mendatangi Ponpes Baitul Ilmi pada Jumat (14/02) sore, atau seminggu setelah kedatangan Bupati Jember, dr Faida. Hal itu juga sudah dikonfirmasi oleh Ustaz Mastur, pengasuh Ponpes Baitul Ilmi.

Usai dikonfirmasi, Asrah juga mengirimkan video pendek berdurasi 9 detik. Isinya, secara kompak, Ustaz Mastur bersama seluruh santri mengucapkan kalimat:

“Terima kasih ibu Bupati. Bantuan kepada para santri sudah lengkap, sejumlah 18 santri.”
“Video itu inisiatif bersama. Tapi memang saya sampaikan (agar mereka mengucapkan) disampaikan terima kasih bersama, biar tidak ada dusta di antara kita. Bahwa bantuan sudah diberikan,” ujar Asrah saat dikonfirmasi.

Insiden Berdarah Kongres V Partai Amanat Nasional Diwarnai Lempar Kursi

Hal sedikit berbeda disampaikan Ustaz Mastur, pengasuh Ponpes Baitul Ilmi. “Iya, setelah penyerahan, kita diminta membuat video. Kata-katanya mengucapkan selamat (terima kasih) kepada bupati. Kita mau gimana, ya terima kasih sudah diberikan sisa bantuannya,” ujar pria yang juga pengajar di IAIN Jember ini.

Mastur mengakui, inisiatif pembuatan video tersebut, datangnya murni dari camat. “Iya. Pak camat merekam, kita juga suruh ngerekam,” tutur Mastur.

Selain menyerahkan bantuan, camat Asrah juga sempat mempertanyakan kenapa hal ini bisa menyebar ke media. “Katanya sampai masuk ke media online nasional. Ini kan bisa sampai (dibaca orang) kementerian,” ujar Mastur.

Tabloid Indonesia Barokah Sudutkan Prabowo Dilaporkan

Pembicaraan soal viral yang sampai dimuat di media online itu, juga diakui Asrah. “Tadi saya sampaikan ke Ustaz Mastur kok beritanya kayak gini? Saya tidak tahu,” ujar Asrah menirukan jawaban Mastur.

Kakek 60 Tahun Lumpuh 5 Tahun Kisahnya Sungguh Memilukan

(*)

Komentar ditutup.