Hak Jawab Soal Tukar Guling Perhutani Lumajang

BERITA TERBARUPERISTIWA

Warga Burno Salah Asumsi Tentang Tukar Guling

Foto: dari kiri Edi Santoso dan Sutari

BintangEmpat.Com, Jawa Timur – Undang-undang pers menjelaskan Hak Jawab adalah bagian dari kode etik jurnalistik. Menanggapi hal itu media ini coba memberitakan Hak jawab dalam Polemik Dusun Karanganyar, Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, terkait berita dengan judul Baca: Tukar Guling Perum Perhutani Lumajang Bikin Warga Menjerit

Berasal dari keinginan beberapa warga setempat untuk mensertifikatkan Hunian mereka, yang berada di kawasan hutan penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Selanjutnya dibentuklah kepanitiaan Tukar Menukar Kawasan Hutan (TMKH) yang diketuai oleh Edi Santoso, juga merangkap jabatan sebagai ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH, Wono Lestari Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Saat jumpa pers di kantor LMDH setempat, Edi Santoso menjelaskan bahwa sebelumnya warga yang berjumlah 128 Kepala keluarga dan terdiri dari 5 RT, telah menandatangani hasil rapat bersama hingga menemui kesepakatan, kemudian berlanjut kepada pengukuran lahan namun setelah proses berjalan munculah kelompok warga yang memprotes hasil rapat tersebut.

” Warga yang protes itu adalah warga yang menandatangani hasil rapat tersebut,
lah kan aneh ” , ujarnya dengan nada santai, Kamis (16/7/20).

Opsi tukar guling menjadi salah satu pilihan, karena mereka menempati kawasan hutan penyangga taman Nasional. Sebelumnya mereka adalah warga yang turun temurun menempati kawasan hutan penyangga sejak Perum Perhutani berdiri.

” Asumsi mereka salah kita tidak mengusir, silahkan mereka menempati kawasan hutan dan mensertifikatkan namun mereka harus mengganti dengan kawasan hutan yang lain sesuai dengan ketentuan ” , tambah Edi.

Sementara ditemui di tempat yang sama Sutari yang menjabat sebagai Humas TMKH dan juga Polhut atau Polisi Hutan membeberkan.

” Perhutani dianggap menjajah darimana?, saya punya data dari kawasan hutan penyangga ini seluas 940 hektar, menghasilkan rumput pakan ternak sebanyak 2700 karung, dengan asumsi sepuluh ribu rupiah per karung, maka Perhutani membantu perekonomian masyarakat sekitar, sebesar hampir 27.000.000 per hari ” , ujarnya dengan mimik serius. (16/7/20)

Desa Burno terkenal dengan produk susu sapi segar unggulan serta susu kambing etawa. *(wan)