Janji Rektor, Sejumlah Mahasiswa Unira Lakukan Aksi Memonstrasi

BERITA TERBARURAGAM

BintangEmpat.com, Pamekasan – Sejumlah masa yang mengatasnamakan aksi mahasiswa yang tergabung dalam aksi kolaboratif menuntut beberapa persoalan, diantaranya, tolak kenaikan DPP. Transparansi realisasi KIP. dan Tagih janji pembangunan.

Aksi yang diikuti sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam aksi kolaboratif tersebut diantara BEM Fakultas Pertanian, BEM FKIP, BEM Hukum, Dan dimotori oleh BEM Universitas itu digelar didepan rektorat (30/06/2022).

Hendra selaku Presiden Mahasiswa (Presma) menyampaikan aksi demonstrasi tersebut merupakan aksi tindaklanjut setelah pihaknya melakukan audiensi, namun hingga aksi ini bergulir, pihak universitas masih belum memberi keterangan terkait tuntutan yang dibawa (23/06/2022).

Soal Tudingan Pencemaran Lingkungan CV MPA

Pihaknya berpandangan pihak kampus mengabaikan apa yang sudah menjadi tuntutan temen-temen mahasiswa, khususnya dalam transparansi anggaran DPP, pembangunan gedung dan mekanisme KIP.

“Prinsip transparansi dan akuntabilitas menjadi salah satu dasar dalam hukum, sehingga mahasiswa harus menjadi kontrol dalam kebijakan yang diterapkan oleh pihak kampus,”Ungkapnya.

ia menilai terkait janji rektor untuk pembangunan gedung U 5 Lantai, sampai detik ini belum dibangun, bahkan pihaknya menagih janji rektor yang akan membangun gedung meskipun cuman satu lantai, imbuhnya.

“Setiap kali mahasiswa menyampaikan aspirasinya, juga mengajak diskusi terhadap pihak universitas yang dikeluhkan adalah anggaran, kami sebagai mahasiswa dituntut untuk membayar uang gedung, akan tetapi sampai sekarang masih belum ada satupun gedung yang dibangun, kalaupun ada, pembangunan itu hanya diperuntukkan untuk pascasarjana,”Jelasnya.

Desa Bades Pasirian, Harga Reguler, Rasa PTSL

Mahasiswa fakultas hukum tersebut menambahkan, bahwa jika tuntutan mahasiswa ini tidak diamini maka mereka tidak segan-segan untuk menyegel ruang rektor.

“Demi Allah, jika tuntutan kami tidak di amini, maka akan kami segel ruang rektor,” tegasnya.

Selain itu, ia juga sangat menyayangkan terhadap kinerja pihak kampus terkait penyeleksian peserta KIP, sehingga menurutnya banyak yang tidak tepat sasaran.

Senada dengan Jibril selaku korlap 2, ia menambahkan, aksi yang digelar tersebut untuk mengontrol segala kebijakan, segala hal yang mendukung terhadap proses pembelajaran mahasiswa dikampus.

Pihaknya juga menyinggung terkait mekanisme KIP, menurutnya ditahun angkatan 2021 ada sebanyak 258 mahasiswa yang tidak lolos pengajuan KIP, namun pihak rektor memberikan dispensasi berupa bebas biaya pendidikan selama delapan semester.

“Kami meminta transparansi sumber anggarannya, terkait mahasiswa yang bebas biaya pendidikan selama delapan semester tersebut,” Jelasnya.

Ia menambahkan, terkait dengan pembangunan, sampai detik ini tidak ada pembangunan sebagai sarana dan prasarana yang diperuntukkan untuk mahasiswa S-1. Bahkan, janji rektor untuk pembangunan gedung U 5 Lantai, sampai detik ini belum dibangun,” jelasnya.

“Hal itu perlu dipertanyakan. Kemana saja alokasi anggaran yang sebagian besar dari mahasiswa? Apalagi hari ini DPP naik. Namun tetap saja masih banyak sarana dan prasarana di Unira yang tidak memadai,” jelasnya.

Di samping itu, Rektor Universitas Madura Faisal Estu Yulianto menyatakan sikap bahwa ia siap memenuhi dan mengamini tuntutan mahasiswa yang ditujukan kepada pihak rektorat. Demi kemajuan Unira kedepannya dengan tetap akan bekerjasama dengan mahasiswa.

Aksi Demo Jurnalis Di Mapolda Jatim

“Terimakasih untuk teman-teman mahasiswa atas masukannya. Ini akan menjadi evaluasi bagi kami agar kedepannya bisa lebih baik daripada tahun sebelumnya. Terkait KIP, kami juga akan lebih seleksi lagi dalam penyeleksiannya sehingga tidak terjadi lagi yang namanya salah sasaran,” Sautnya.

“Akan melakukan evaluasi yang jauh lebih baik dari sebelumnya, pihaknya menilai mahasiswa yang diajukan KIP terkena recofusing dan tidak terakomodir, bahkan, sebai ganti rugi pihak kampus membebaskan biaya kuliah delapan semester,” terangnya.

Ia juga menambahkan sebagai bentuk menerima solusi dari mahasiswa, pihaknya akan membentuk tim monitoring yang bertugas untuk turun lapangan guna mencocokkan data yang disetor.

“Hal itu dilakukan guna mencocokkan data yang disetor ke pihak universitas dengan keadaan aslinya. Sehingga, realisasi KIP kuliah bisa tepat sasaran, juga kita akan perhatikan bagi mereka yang punya prestasi akademik, kita akan mengupayakan tidak perlu test pontensi akademik,” paparnya.

“Terkait dengan Uang DPP memang ada kenaikan. Yang awalnya 250 per bulan menjadi 300 per bulan, Namun, kami menurunkan uang pembangunan guna meringankan mahasiswa.”

Terkait realisasi dari pembangunan gedung lantai 5 tersebut sudah diupayakan semaksimal mungkin, bahkan pihaknya merencakan untuk membersihkan tempatnya terlebih dahulu, InsyaAllah Agustus mendatang, jelasnya.

“Kami masih terkendala anggaran. Karena untuk membangun gedung U 5 lantai tersebut, perlu dana yang besar, akan kami diskusikan lebih lanjut serta pertimbangkan terlebih dahulu dengan segenap sivitas akademika dan yayasan,” imbuhnya.

Pihaknya juga menyampaikan “pembangunan gedung pascasarjana juga diperuntukkan untuk mahasiswa S1, dan nanti juga akan dirubah nama menjadi gedung kuliah bersama,” ucapnya.

Bahkan diakhir aksi demonstrasi, aksi masa menyegel kantor rektor, buntut dari tuntutan mahasiswa yang tidak kunjung dikabulkan untuk bertemu dengan yayasan guna membicarakan terkait transparansi anggaran.

*Rido’i