Diduga Libatkan Oknum Bank, Identitas Palsu “Bobol” Program KUR UMKM

BERITA TERBARUHUKUM

 

Lumajang, BintangEmpat.Com – Demi meningkatkan akses pembiayaan kesulitan menambah modal untuk pengembangan usaha bagi UMKM, pemerintah melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) berharap bisa menjaga momentum pertumbuhan segmen UMKM perseroan.

Sebab, Pemerintah menilai bahwa UMKM mampu menjadi penopang perekonomian nasional, seperti yang disampaikan Presiden RI Ir Joko Widodo dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan dan Peluncuran Taksonomi Hijau yang disiarkan langsung melalui channel youtube Sekretariat Presiden pada 20 Januari 2022 lalu, Presiden menginginkan agar tidak ada lagi cerita pelaku UMKM kesulitan dalam akses permodalan.

Namun perhatian pemerintah melalui program KUR tersebut, jika tidak ada pengawasan ketat, maka bakal dimanfaatkan oleh oknum ataupun kelompok serta golongan yang sengaja ingin meraup keuntungan pribadi atau kelompoknya sendiri, meski dengan cara-cara yang kotor.

Semisal yang terjadi di wilayah kecamatan Yosowilangun dan sekitarnya, pengakuan mengejutkan dari beberapa nasabah KUR yang ternyata hanya sebatas identitas saja, karena realitanya para nasabah ini tidak pernah menikmati pinjaman lunak tersebut, pria berinisial MR, warga Yosowilangun mengaku sempat ditawari uang Rp 1 juta tanpa harus ribet, cukup dengan Foto Copy (FC) KTP dan KK saja, ternyata menurut MR, FC KTP dan KK tersebut dijadikan persyaratan peminjaman dana KUR disalah satu Bank BUMN.

“FC KTP dan KK saya diminta nanti mau dikasih uang Rp 1 juta, setelah itu kami dikumpulkan disalah satu rumah, dan disana kita diberi penjelasan bahwa data identitas kami itu bakal diajukan di Bank untuk mencairkan dana KUR”,Terangnya.

Namun, lanjut MR, pencairan KUR tersebut nantinya bukan milik dari pemilik Identitas atau calon nasabah itu sendiri, melainkan akan diambil oleh koordinator kelompok, setelah calon nasabah mencairkannya dari Bank tersebut.

“Kata koordinatornya, anggaran KUR itu milik petani tebu, kita ini cuma nasabah bohong-bohongan, karena kami memang bukan petani tebu, katanya lagi setelah pencairan dari bank, uangnya harus diserahkan kepada koordinator”,Jelasnya.

Setelah diberi pemahaman oleh para koordinator kelompok, MR melanjutkan ceritanya, selang dua hari kemudian ada panggilan dari koordinator kelompok untuk berkumpul di lahan tebu, dan saat itu dirinya dan para calon nasabah KUR bohong-bohongan itu difoto.

“Setelah kami mendapat undangan untuk berkumpul di lahan tebu, kemudian difoto sama orang yang katanya dari Mantri Bank untuk laporannya”,Tegasnya.

Cerita dilanjutkan oleh calon nasabah lainnya yang berinisial SL, tiga hari setelah foto bersama diladang tebu, barulah para calon nasabah palsu ini digiring ke kantor cabang Bank di Lumajang untuk pencairan.

“Kami dipanggil sesuai antrian, sampai di teller kami menandatangani perjanjian pencairan tersebut, setelah itu kami diberi uang tunai sebesar Rp 24 juta, setelah dipotong Rp 1 juta oleh pihak bank yang katanya untuk Administrasi”,Terangnya.

Keluar dari Bank, uang para calon nasabah palsu yang baru saja dicairkan itu diminta oleh koordinator kelompok, yang selanjutnya sore harinya dihubungi untuk mengambil imbalannya sebesar Rp 1 juta.

“Keluar dari Bank, langsung uang yang dari Bank itu langsung diminta oleh koordinator, dan sorenya kami ditelephone untuk mengambil upahnya Rp 1 juta”,Tandasnya.

Sementara itu Tutuk yang disebut-sebut sebagai ketua kelompok dan Zahroh sebagai koordinator kelompok saat ditemui dirumahnya, menjelaskan bahwa tujuan mereka memalsukan identitas calon nasabah KUR, dikatakan sudah kesepakatan, baik dari calon peminjam dan yang atas nama saja.

“ini KUR Pertanian, dan Kami tidak memaksa, kalau ada yang mau kami pinjam identitasnya, nanti hanya dapat imbalan, karena aturan KUR calon nasabah harus tidak dalam tanggungan kredit”,Terang Tutuk yang diamini Zahroh.

Sementara H.Didik Ketua DPC Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia .(APTRI) Lumajang, mengatakan selama ini para petani tebu di Lumajang, jika ingin mengajukan KUR, harus melalui rekomendasi dari PG Djatiroto, karena pihak PG Selaku penjamin dari pinjaman KUR petani tebu, dan angka pinjamannya lumayan besar, lanjutnya, jika dikatakan ada petani tebu melakukan pinjaman KUR dan pihak Bank tidak klarifikasi ke PG Djatiroto, Didik menduga ada permainan diantara keduanya.

“Kalau ada petani tebu Lumajang yang mengajukan pinjaman KUR di Bank, tanpa melalui PG Djatiroto, dan pihak Bank tidak mengarahkan atau melakukan klarifikasi kepada pihak PG Djatiroto, ya patut diduga ada permainan”,Pungkasnya.

*Bas/tim

2 komentar pada “Diduga Libatkan Oknum Bank, Identitas Palsu “Bobol” Program KUR UMKM

Komentar ditutup.