Pelaksana KSM Sumbersari Terkesan “Dimandulkan”, Kabid DPKP Tantang Wartawan Klarifikasi Bersama Kepada Kades Pandansari Senduro

BERITA TERBARUINFORMASI

Lumajang, BintangEmpat.com – Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sumbersari, Desa Pandansari, Kecamatan Senduro, yang digunakan sebagai penerima bantuan dana hibah proyek pembangunan Septic Tank sebanyak 50 Unit dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPKP) Lumajang yang anggaran setiap unitnya Rp 10 juta, seakan hanya menjadikan KSM boneka.

Pasalnya, ketua tim pelaksana tidak tau kapan mulai dan berakhir pengerjaannya. Hal itu diungkapkan oleh Sadin selaku pelaksana dari KSM Sumbersari, Jumat (08/11/24) saat dikonfirmasi terkait proyek tersebut.

Sebagai pelaksana pokmas, Sadin mengatakan mulanya hanya diminta suruh kirim foto KTP oleh Sukron selaku Sekretaris Desa (Sekdes), tanpa musyawarah desa (Musdes) dan tau-taunya dijadikan ketua tim pelaksana.

“Saya tau sebagai ketua tim pelaksana saat disuruh menghadiri rapat di DPKP, kalau tau dari awal mau dijadikan ketua tim pelaksana untuk pengajuan program dana hiba Septic Tank saya tidak akan mau mas, karena kalau ada apa-apa pelaksana yang salah,” terang Sadin.

Ia menjelaskan, jangankan mengetahui berapa aliran dana yang diterima, menurut Sadin, sepeserpun dirinya mengaku tidak pernah memegang uang dana hibah tersebut, mulai dari pembelian material dan pembayaran upah semuanya dikendalikan oleh Tutik selaku bendahara yang notabenya istri dari Sekdes, Desa Pandansari, Kecamatan Senduro.

“Saya sebagai ketua tim pelaksana KSM Sumbersari hanya dilibatkan ketika ada rapat dari dinas dan pengambilan uang ke Bank Jatim, setelah diterima oleh Bendahara, selebihnya saya tidak tau apalagi dalam pengerjaan saptic tank, ya karena memang tidak dilibatkan sama sekali, intinya selain rapat dan pencairan saya tidak ikut ikut,” ucapnya meyakinkan.

Bukan hanya itu saja, menurut salah seorang warga pandansari yang identitasnya tidak mau disebutkan, beberapa masyarakat penerima bantuan program tersebut ada yang mengeluarkan uang pribadinya untuk upah galian tanah, bahkan pelaksana KSM Sumbersari seperti dimandulkan tidak di ikut sertakan dalam pengerjaan.

“Yang nama mendapatkan bantuan sudah ditanggung pemerintah dan sudah terhitung RAB pembangunan, dengan anggaran per unit 10 juta desain saptic tank seperti apa, hingga masyarakat harus mengeluarkan biaya sendiri untuk galian tanah,” ucapnya dengan nada getol.

Sementara itu Tutik yang disebut-sebut sebagai bendahara saat dikonfirmasi terkait permasalahan ketua tim pelaksana KSM Sumbersari kenapa tidak dilibatkan sama sekali dalam pengerjaan program 50 unit sapti tank masih belum bisa dikonfirmasi.

Bahkan ketika dikonformasi melalui Sekdes Sukron yang tak lain suami dari Tutik, Sukron juga tidak merespon sama sekali telpon dan WA dari BintantEmpat.com.

Sedangkan Aris Pidekso, ST., MT, selaku Kabid DPKP dan PPK Kegiatan Penanganan Kawasan Kumuh Kabupaten Lumajang, yang sempat dikonfirmasi terkait adanya ketua tim pelaksana KSM Sumbersari tidak dilibatkan dalam pengerjaan Saptic Tank, ia menepisnya dan terkesan melindungi.

Ia bahkan seakan tidak terima jika ada kabar semacam itu, meskipun pernyataan tersebut dilontarkan langsung oleh tim pelaksana proyek, karena semua pekerjaan menurut Aris ada pelaksananya. Bahkan Aris menantang agar di kroscek bersama dengan dirinya ke lapangan kalau perlu dibuatkan surat pernyataan kalau tidak dilibatkan.

“Itu tidak benar, pekerjaan di Desa Pandansari semuanya bagus, jika pun ada Kepala Desa akan saya panggil untuk klarifikasi, ayo kalau perlu mari kita kroscek bersama ke Kepala Desa bila perlu saya buatkan surat penyataan jika pelaksana memang tidak dilibatkan,” pungkasnya.

*Bi