OPINI

Mengenal Lebih Dekat Syeh Subakir, Waliyullah di Tanah Jawa

caption: Kyai M. Muzakkin (Gus Zakky)

BintangEmpat.Com, Jawa Timur-Berziarah dan tabarukan di makam para Waliyullah banyak dilakukan oleh warga di negeri ini, baik ke Wali Songo maupun ke Wali lainya. Semua itu tujuanya adalah ingin mahabbah dan dekat dengan orang yang sholeh, sebab setiap orang ketika sedang berziarah di makamnya pasti ingat akan kematian, cepat atau lambat suatu saat kematian itu pasti akan terjadi, dan menjemputnya.

Kyai M. Muzakkin (Gus Zakky) Pengasuh pondok pesantren khusus rehabilitasi sakit jiwa dan narkoba “Dzikrussyifa’ Asma’ Berojomusti”, Lamongan, yang juga Ketua Umum JCW (Jatim Corruption Watch? Provinsi Jawa Timur ini berpesan, Keberadaan makam Syeh Subakir tidak usah diperdebatkan.
“Keberadaan makam Syeh Subakir tidak usah diperdebatkan, sebab beliau itu waliyullah, tentu yang mengerti ya sesama Wali itu sendiri dan Allah Swt, termasuk polemik jumlah makamnya yang berada di mana-mana, Bila terjadi pro dan kontra di masyarakat, itu hal biasa, tapi jangan dijadikan masalah, sebab itu tidak akan ada manfaatnya, justru akan mengurangi mahabbah kita terhadap Waliyullah itu sendiri “, Tuturnya, saat ditemui awak media di pesarean Syeh Subakir, Kamis, (17/06/2021).

Lebih lanjut Gus Zakky, Yang juga tokoh Supranatural Nasional asli Lamongan ini menambahkan tentang dunia kewalian.
” Sebaiknya kalau kita tidak mengerti dan memahami tentang dunia kewalian, lebih baik diam dan ikut saja pada Kyai yang mengetahuinya, tidak usah menghina, dan melecehkanya, apalagi merusak infrastruktur keberadaan bangunan makam Waliyullah itu sendiri, sebab disamping itu jelas melanggar hukum, juga akan menimbulkan keresahan dimasyarakat “, Ungkapnya.

Siapa Syeh Subakir, dan di mana makamnya itu ?

Berikut cerita singkatnya:

Memang tidak ada yang tahu pasti di mana makam Syekh Subakir, Ada yang mengatakan bahwa beliau wafat di Persia tahun 1462. Sedangkan yang ada di Indonesia dan diziarahi oleh masyarakat adalah petilasan dan situs-situs peninggalannya. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa beliau wafat di pulau Jawa.

Di pulau Jawa sendiri terdapat dua makam yang berbeda, makam pertama terletak di pemakaman Beji Benowo daerah pegunungan Tidar, Magelang, Jawa Tengah. Dan makam lainnya terletak di Tanjung Awar-Awar Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.

Syeh Subakir itu adalah merupakan tokoh pertama Islam yang datang ke Pulau Jawa, sebelum kedatangan Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishak maupun Syekh Maulana Magribi dan anggota Wali Songo lainnya. Syekh Subakir berdakwah di daerah Magelang Jawa Tengah, dan menjadikan Gunung Tidar sebagai pesantrennya. Masyarakat kala itu beranggapan bahwa Syekh Subakir ahli memasang tumbal atau jimat.

Dalam legenda yang beredar di Pulau Jawa dikisahkan, sudah beberapa kali utusan dari Arab yang datang ke tanah Jawa, untuk menyebarkan Agama Islam. Namun pada umumnya mengalami kegagalan.

Penyebabnya masyarakat Jawa saat itu sangat memegang teguh kepercayaannya, sehingga para ulama yang dikirim mendapatkan halangan yang sangat berat, Ajaran agama Islam meskipun berkembang tetapi hanya dalam lingkungan yang kecil, tidak bisa berkembang secara luas,

Pulau Jawa dulu itu masih merupakan hutan belantara yang sangat angker. kemudian datanglah seorang Syekh dari Persia yang bernama Syekh Subakir.

Angkernya pulau Jawa saat itu dipenuhi dengan jin jahat. Kedatangan Syekh Subakir ke pulau Jawa asal mulanya hanyalah ingin mensyiarkan Agama Islam. Namun, beliau mengetahui bahwa pulau Jawa masih labil.

Banyak gempa di sana-sini. Bahkan Pulau Jawa terasa berguncang-guncang. Akhirnya, Syekh Subakir menaklukkan keganasan Pulau Jawa tersebut dengan mengalahkan jin-jin yang jahat.

Disamping itu, beliau menanam beberapa paku ghaib agar pulau Jawa tidak berguncang-guncang. Setelah paku ditanam, maka pulau Jawa sudah stabil. Konon ada tiga paku yang ditanam oleh Syekh Subakir. Salah satu paku ghaib tersebut berada di wilayah Magelang Jawa Tengah.

Adapun yang kedua berada di Tuban, Yang sekarang lebih sering di gunakan oleh lelaku spiritual, khususnya bagi para sarkub yang sedang menjalani riyadloh atau berkhalwat untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dalam rangka mematangkan ilmu dan mata bathinya.

Adapun paku ghaib yang ketiga konon berada di Lamongan, keberadaanya masih dalam proses pelacakan dan penelitihan oleh Gus Zakky dan para lelaku spiritual lainya.

Semua kebenaran hanya milik Allah Swt semata, manusia hanya sebatas berikhtiyar dan menggalinya, Semoga ada guna dan manfaatnya, agar bisa jadi keterangan yang barokah, Amin.

Demikian kata Gus Zakky, Pria yang juga Ketua Pusat BPAN-RI (Badan Penyelamat Aset Negara Republik Indonesia) ini dalam mengakhiri pembicaraanya. *(Kiki).