Diduga Limbah RS Kartini Berbau Busuk
Agus, Humas RS Kartini Tanggapi Bau Tak Sedap Yang Dikeluhkan Warga.
Bintangempat.com, Mojokerto – Aktivitas pembuangan yang diduga limbah cair dari Rumah Sakit (RS) Kartini ke saluran sungai yang sudah tidak berfungsi ternyata sudah lama dikeluhkan warga. Warga yang mengeluhkan tersebut terutama sejumlah warga yang rumahnya berbatasan langsung dengan pagar belakang RS Kartini yang keberadaannya di jalan Airlangga Mojosari Kabupaten Mojokerto.
Warga yang berbatasan langsung dengan RS Kartini tersebut adalah warga Kauman RT 2 RW 3, Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto. Keluhan warga sendiri terkait dengan bau busuk yang kerap ditimbulkan oleh limbah cair yang diduga dibuang pihak rumah sakit ke saluran sungai yang sudah tidak berfungsi lagi yang dulu di juluki Sungai Kaline Wak Gegek yang ada di bagian belakang RS Kartini.
“Yang paling kami keluhkan khususnya kami yang rumahnya berbatasan langsung dengan tembok rumah sakit ini adalah bau yang sangat menyengat seperti bau bangkai,” aku Mustakim(33) salah satu warga Kauman Rt 2 Rw 3 yang rumahnya berbatasan langsung dengan tembok RS Kartini, Senin (10/12/2018).
Bau busuk yang diduga ditimbulkan oleh limbah cair RS Kartini sendiri, menurut Mustakim terutama terjadi saat hujan tiba. Dimana menurutnya saat itu bau tak sedap mulai mereka rasakan. Selain menggangu mereka, menurut Mustakim bau tak sedap tersebut juga pernah membuat kakak perempuan nya mengalami pusing dan mual-mual beberapa waktu lalu.
”kakak perempuan saya juga pernah mengalami pusing dan mual-mual akibat bau tak sedap tersebut, kayak orang lagi mabok naik kendaraan,” sampainya.
Atas keluhan warga tersebut, Mustakim mengaku beberapa waktu lalu pihaknya telah menyampaikan keluhan tersebut ke pihak Kepala Desa. Namun sampai saat ini belum ada tindakan.
“Kita sudah sampaikan keluhan ke Kepala Desa sekitar 1 tahun lalu, namun tidak ada tindakan sampai sekarang,” paparnya.
Warga juga berharap agar pihak Rumah Sakit mengolah lagi limbah cair yang di buang ke sungai agar bau nya berkurang.
“Harapan kami ya’ agar di olah lagi agar bau nya tidak terlalu menyengat,” pungkasnya.
Sementara Agus selaku humas RS Kartini saat di konfirmasi dikantor nya dirinya membenarkan pembuangan limbah cair ke sungai dibelakang RS Kartini. Namun dirinya mengelak jika bau tak sedap tersebut berasal dari limbah cair RS Kartini, karena pihaknya sudah menguji hasil limbah cair tersebut sebelum membuangnya.
“Silakan itu hak nya mereka kalau memang protes, yang pasti kita sudah legal sudah ada ijin dan surat-surat nya lengkap,” ujarnya.
Kalau memang bau, lanjut agus, yang di maksud bau yang mana, karena saya juga tinggal di lingkungan situ sendiri. Namun dirinya tidak merasa ada bau yang seperti bau bangkai.
“Kalau memang bau kadang-kadang ketika hujan memang ada bau seperti bau kecut, dan itu tidak berasal dari limbah cair dari RS kartini,” katanya
Dirinya mengatakan bahwa bau kecut tersebut berasal dari limbah padat pabrik Sosro yang digunakan warga sebagai uruk bakal pondasi rumah warga sendiri.
“Yang ada bau itu kalau memang hujan begini ada lahan milik warga yang di uruk dari limbahnya Sosro bekas teh, seharusnya kan itu gak boleh meskipun udah lama tapi kalo kena air hujan begini baunya memang kecut,” jelasnya.
Agus juga menegaskan bahwa setiap bulan limbah cair yang dihasilkan RS Kartini sudah di uji dan layak, tidak membahayakan.
“Jadi tiap bulan team limbah kami sudah menguji hasil limbah mas, hasilnya layak dan tidak berbahaya bahkan pengujiannya tidak hanya sekali,” pungkasnya.(dn)