BERITA TERBARUHUKUMPERISTIWA

Ulama NU Dihina, Pemilik Akun YouTube Benteng Nusantara Akan Dituntut

Surabaya, BintangEmpat.com – Ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) mengultimatum pemilik akun YouTube Benteng Nusantara agar dalam rentang waktu 2×24 jam segera meminta maaf kepada Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. Kalau tidak dilakukan, pihaknya akan mengambil jalur hukum.

Sebelumnya, pemilik akun YouTube Benteng Nusantara memposting video dengan narasi hinaan dan fitnah terhadap terhadap KH. Miftachul Akhyar.

Narasi dalam video tersebut terang-terangan menuding pemimpin tertinggi PBNU telah merusak Nahdlatul Ulama (NU) dan Indonesia.

Baca Juga: Tim Relawan Pilar 08, Aktor Dibalik Kemenangan Hasil Quick Count Paslon 02 di Jawa Timur

Tudingan yang tidak mendasar itu membuat Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor mengambil langkah tegas.

“Isinya fitnah. Kami meminta agar siapa pun pemilik akun tersebut segera meminta maaf,” ujar Ketua LBH GP Ansor Dendy Zuhairil Finsa, Minggu (02/06/2024).

Baca Juga: Ketum Ormas BNPM Gelar Acara Rutinan Bulanan Dikediaman Hariri 

“Ini adalah pimpinan tertinggi masyarakat NU. Kita harus menjaga marwahnya. Fitnah tersebut telah melukai organisasi dan warga NU. Kami tunggu dalam waktu 2×24 jam. Jika tidak segera dilakukan, kami akan mengambil jalur hukum,” tegas Dendy.

Saat ini, Dendy telah mengkoordinasikan kasus penghinaan ini dengan Banser Ansor. Sebagai pengawal ulama, Banser sudah siap untuk melakukan tabayun.

Baca Juga: Yon Bekang 2 Kostrad Ikut Andil Memeriahkan Jalan Sehat Dalam Rangka HUT ke 63 Kostrad

“Tinggal menunggu instruksi dari Panglima Tertinggi Banser, Gus Addin (Ketum Banser),” tambahnya.

Terkait perbedaan pendapat, Dendy menilai perdebatan atau perbedaan pendapat sebagai sesuatu yang biasa di tubuh NU.

Tapi ujarnya lagi, ketika sudah bernada provokatif, menuding, memfitnah, menghina, apalagi itu dilakukan terhadap pimpinan tertinggi PBNU sangat disayangkan.

Baca Juga: Ketua Ormas BNPM Surabaya Aba Rosuli Siap Berkontensi di pileg Surabaya 2024

“Sudah biasa di NU berdebat. Tapi, yang ini memfitnah pucuk pimpinan tertinggi kami, memprovokasi warga NU. Sangat disayangkan dan seharusnya tidak perlu dilakukan,” pungkasnya.

*Rid