BERITA TERBARUHUKUM

Sumbangan Dana Siluman Kecamatan Maron

 

FIBER : Panitia PHBN Harus Transparan Terkait Pengumpulan Dana Dari Masyarakat

Redaksi, Jawa Timur – Probolinggo (5/9/2019) – Guna memperingati HUT RI ke 74, Panitia Peringatan Hari Besar Nasional (PPHBN) Kecamatan Maron mengumpulkan dana dari masyarakat untuk dapat terlaksananya berbagai macam kegiatan dalam memperingati hari kemerdekaan.

Menurut pantauan media, pengumpulan dana ditarik dari pelaku usaha yang menempati lingkungan perdagangan di wilayah Kecamatan Maron dengan cara diberikan surat edaran yang isinya permintaan besarnya dana yang dibebankan kepada pihak yang menerima surat edaran tersebut sebesar Rp 150 ribu.

Penggalangan dana oleh Panitia Peringatan Hari Besar Nasional (PPHBN) Kecamatan Maron tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Panitia Peringatan Hari Besar Nasional nomor 01/PPHBN.KEC.MRN/VIII/2019 tanggal 15 Juli 2019.

Adapun surat tersebut diterima pihak toko pakaian pada hari Kamis tanggal 15 Agustus 2019, dan diberikan tempo waktu hingga pada hari Jumat pagi tanggal 23 Agustus 2019.

“Tadi ada yang datang ke sini marah-marah, suratnya diminta lagi. Orangnya pake kaos coklat numpak (mengendarai) Supra.”, kata seorang karyawati toko yang tak mau disebutkan namanya. (23/8/2019).

BACA: Proyek Siluman Pasar Lumbang Kabupaten Probolinggo

Dalam surat permintaan sumbangan tersebut ditandatangani oleh Panitia Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) Kecamatan Maron dan Camat Maron selaku Pembina yang mengetahui.

Isi surat edaran tersebut adalah berdasarkan hasil rapat panitia PHBN Kecamatan Maron pada Hari Kamis tanggal 11 Juli 2019 yang bertempat di Pendopo Kecamatan Maron.
Panitia PHBN Kecamatan Maron memutuskan besarnya dana yang dibutuhkan untuk menunjang terselenggaranya berbagai macam kegiatan dalam memperingati hari besar nasional adalah Rp 90 juta.

Pemilik toko pakaian yang enggan disebutkan namanya merasa keberatan atas pengumpulan dana tersebut lantaran akhir-akhir ini tokonya sedang sepi. (16/8/2019)

“Beberapa hari yang lalu saya uda dimintai sumbangan, tapi yang itu sukarela, saya sumbang lima puluh ribu. Ini koq ada lagi, malah seratus lima puluh ribu.”, kata seorang pemilik toko pakaian yang enggan disebutkan namanya.

Ketua Federasi Indonesia Bersatu (FIBER) Jatim, Veronika menuturkan “Saya setuju jika pengumpulan dana dari masyarakat tersebut guna melestarikan tradisi guyup, apalagi di saat memperingati hari ulang tahun kemerdekaan. Kalau ada yang nggak mau berpartisipasi, maka perlu ditumbuhkan jiwa nasionalisnya.”, ucapnya.

Veronika menimpali “Akan tetapi, cara menggalang dana nggak perlu ditentukan nominalnya seperti itu. Cukuplah digugah kesadaran warga masyarakat yang mau berpartisipasi. Dan masyarakat juga berhak tau rincian penggunaan dananya”, imbuhnya. (19/8/2019)

Sementara itu, seorang aktifis Ormas Bara JP Probolinggo, Muhammad Hafid menghimbau agar panitia PHBN bisa transparan kepada masyarakat, terlebih kepada para donatur kegiatan sosial tersebut.

“Jika benar demikian, saya prihatin sekali atas adanya permintaan sumbangan dengan sikap arogan itu. Menurut saya, sikap demikian itu bukan jiwa seorang aparat. Apalagi untuk penarikan pungutan tersebut belum ada aturannya, jangan sampai setelah dana terkumpul panitia tidak transparan.”, tegasnya. (Red).