BERITA TERBARUPERISTIWA

Masjid Dirantai, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan ‘Bungkam’

BintangEmpat.Com, Jawa Timur – Penutupan Masjid An-Nur, Ranting Keduwul, Desa Menongo, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan, Dirantai dan digembok oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Keduwul, pada 23 April 2020, malam hari, berbuntut pelaporan ke Polisi.

Masjid yang dirantai itu, ditempeli tulisan dengan kop surat Pimpinan Ranting Muhammadiyah Keduwul, Cabang Sukodadi dengan nomor: 016/EDR/V.0/E/2020, yang ditanda tangani oleh Ketua Ranting, Drs. Muad Mawardi dan Sekretarisnya Drs Hasani.

Salah seorang Warga Muhammadiyah Ranting Keduwul, melaporkan ke Polsek Sukodadi, dengan alasan penutupan masjid itu dianggap membuat kegaduhan ditengah masyarakat, tanpa didampingi pihak Polsek dan Koramil.

Menanggapi hal itu, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, Sadikin, menganggap benar apa yang dilakukan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Keduwul.

“Kami tlh lakukan konfirmasi ke PRM juga tokoh….hal itu sudah di rapstksn juga sdh di sosialisasikan.
.Hal itu juga sudah sejalan dg tuntunan ibadah covid 19 majlid tsrjih PP Muhammadiyah
Juga sejalan dg kesepakatsn bersama forkopinda dg tokoh agama.
Ketika di kecamstan tertentu terpapar covid 19…di berlakukan point no 1.sholst msktubah di rumsh….dst..”, tulis Sadikin, ketika dikonfirmasi via WhatsAppnya, (25/4/2020).

Situasi kini di Desa Keduwul sudah tak nyaman lagi, antar jamaah saling lirik dan memanas, Sadikin meminta agar warga Muhammadiyah bersabar.

“Maka nasehat sy adalah sabar ..prihatin..dan jgn sampai ada pertengkaran..”, tulisnya lagi.

Ketika ditanya, Jika Masjid di ranting Keduwul ditutup, kenapa masjid ranting lainnya tetap tarawih seperti biasanya, padahal satu cabang yaitu sukodadi?.

Sadikin hanya membaca pertanyaan kami dan bungkam, kami telpon pun tidak diangkat.

Diketahui seluruh masjid di Lamongan tetap menjalankan salat tarawih dengan prosedur kesehatan, dan seluruh masjid Muhammadiyah di Sukodadi tetap terawih hanya masjid Ranting Keduwul yang dirantai atau dikunci, yang menimbulkan tanda tanya warga Muhammadiyah, kecuali masjid yang berada di tepi jalan raya.

Menanggapi ini, Hadi yang akrab disapa Ziwa, yang juga sejak kecil di kader Muhammadiyah ini pun bersuara.

“Pemimpin seperti apa itu, ketika ada jamaahnya butuh pencerahan, malah bungkam tak menjawab, padahal jika nanti terjadi hal yang tidak di inginkan, maka PDM Lamongan harus bertanggung jawab”, kara Ziwa, pria yang masih mengenyam di fakultas hukum Unitomo ini.

Dirinya menyayangkan sikap pimpinan Ranting  Muhammadiyah Keduwul dan Pimipinan Daerah  Muhammadiyah Lamongan, seolah tidak perduli dengan pertikaian ini.

“Pimpinan seperti itu bagi kami tak layak, sudah tahu ada pertikaian antar jamaah, kenapa tidak ditemukan antar keduanya, saran kami ganti pimpinan sepeti itu”, tegasnya.

“Saya akan perjuangkan hak para jamaah yang terzolimi, saya bersumpah jika ada niatan saya yang tidak baik, biarlah Allah mengazab saya dan keturunan saya, sebaliknya pemimpin yang membuat keputusan di hatinya ada sentimen, biarlah Allah mengazabnya hingga anak turunnya”, pungkasnya. *Tim.

 

3 komentar pada “Masjid Dirantai, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan ‘Bungkam’

  • @koplak aku mbk yune hadi,aku g trimo adiku dihina seprti hewan garangan atau musang
    Kamu siapa,dimana kita ktemu..?

    Balas
  • Berita kok isine sentimen Had…hadi… Nek ndungakno wong iku sing apik…. Ndongo kok sing elek2…. Riko ojo dadi garangan ta…. Jare WA wis dibales karo PDM kok beritae, isine ijek PDM bungkam. Nek dadi wartawan iku sing nggenah…. Riko gak melu pas kumpul2 karo polsek & tokoh desa ngunu kok kemaki…. Mangkane riko gak weruh hasile piye….

    Balas
    • silahkan dikomentari dengan bahasa yang baik, karena komentar ini bisa dikategorikan melanggar undang-undang ITE. silahkan dibaca dengan lengkap, pahami konteksnya. yang jadi permasalahan di sukodadi adalah hanya masjid itu saja yang tutup, sedangkan masjid yang lainnya tetap buka dengan protokol kesehatan dari pemkab lamongan

      Balas

Tinggalkan Balasan