BERITA TERBARUSOSIAL

Imlekan Di AJBS Ngagel, PPNKRI Hibur Anak Yatim Piatu Dan Sahabat Disabilitas

 

Surabaya – Minggu (27/2/2022) PPNKRI menggandeng anak-anak yatim piatu dan para sahabat disabilitas rayakan Imlek bersama di halaman depan AJBS Ngagel.

Ormas Persaudaraan Pecinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (PPNKRI) menggelar kegiatan sosial Imlek dengan tema Kiprah Kaum Milenial Melestarikan Tradisi Tionghoa Di Nusantara.

Acara itu dimeriahkan dengan penampilan dewa uang, Tai Chi bersama, atraksi Barongsai, Kung Fu, Wushu, Wing Chun dan Bazaar.

Seperti diketahui, bagi-bagi ang pao adalah salah satu tradisi budaya etnis Tionghoa warisan leluhur.
Pada kesempatan itu, Ketum PPKNRI Filipus Herman nampak membagi-bagikan ang pao kepada para tamu undangan.

Veronika selaku salah satu panitia acara itu mengatakan,
“Di tengah pandemi ini dengan segala keterbatasan PPNKRI ingin berbagi dengan saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air. Senang bisa melihat anak-anak bangsa tersenyum. Tidak ada moment sebahagia saat dekat dengan mereka.”, kata aktifis yang selalu intim dengan kaum disabilitas itu.

Pantauan media, puluhan anak-anak dari Pondok Pesantren Nurul Khoir Wonorejo Surabaya asuhan seorang advokat muda Zulfan SH hadir saat itu, dan belasan pemuda Papua asuhan Eki di Rumah Bersinar Manyar Surabaya, serta sejumlah sahabat disabilitas dari Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Surabaya dan sahabat disabilitas dari Forum Difable Indonesia (Fordifa) Surabaya.

Ketua umum PPNKRI Filipus Herman menuturkan,
“Kami di sini membuka kesempatan bagi lintas generasi untuk berkolaborasi dan berelaborasi demi kemajuan berbangsa dan bernegara. Kecintaan terhadap budaya Tionghoa yang berdampingan dan melebur dengan budaya Nusantara akan menumbuhkan sikap toleransi dan mendidik generasi muda untuk saling menghargai dan menghormati warisan leluhur.”, ungkapnya.

“PPNKRI berupaya mewujudkan regenerasi untuk menularkan semangat keIndonesiaan.”, ujar Filipus kepada media.

Filipus berharap PPNKRI nantinya bisa memberikan wawasan bagi generasi muda Tionghoa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Khususnya memupuk rasa nasionalisme sejak muda, untuk bisa memunculkan generasi muda Tionghoa yang berani speak-up dan tidak memiliki mental korban, mental minoritas. Karena etnis Tionghoa ini juga merupakan bagian dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.”, ucapnya.

Tinggalkan Balasan