Nama HRS Disebut Dalam Rekonsiliasi, PA 212 Bersuara
Simak Pengakuan Tahanan 22 Mei Yang Disiksa
BintangEmpat.Com, Jakarta – Ramai dibicarakan nama Habib Rizieq Syihab dibawa dalam Rekonsiliasi antara Jokowi dengan Prabowo, seperti dikutip pernyataan Dahnil Anzhar.

“Ini pandangan pribadi saya, bila narasi rekonsiliasi politik mau digunakan, agaknya yang paling tepat beri kesempatan kepada HABIB RIZIEQ kembali ke Indonesia,” tulis Dahnil dalam akun Twitter-nya, Jumat (5/7).
Simak Pendukung Prabowo Ngamuk
Tanggapan Dahnil ditanggapi oleh Ketua Media Center PA 212, Habib Novel Bamukmin.
Novel Bamukmin mengatakan, ” Apa yang disampaikan seorang Dahnil Anzar sebagai seorang tokoh muda yang cinta kepada ulama, saya secara pribadi setuju dan itu sangat logis dan realistis berbicara tentang kemanusiaan yang setiap warga negara indonesia berhak atas kemerdekaan dirinya masing-masing di Negara yang Berketuhanan yang Maha Esa ini, apalagi seorang ulama yang menjadi simbol perlawanan atas ketidak-adilan dan kedzoliman para penghianat Negara dan agama ini, yang bukan saja berbicara tentang suatu kelompok apalagi perseorangan karena korban kriminalisasi bukan HRS saja akan tetapi banyak ulama, tokoh dan aktivis yang merupakan wakil-wakil rakyat, yang menyuarakan aspirasi rakyat sehingga membebaskan mereka dari kriminalisasi sama juga membebaskan negara Indonesia ini dari cengkraman penjajah, ” ucapnya dalam tulisan WhatsApp ketika dikonfirmasi BintangEmpat.Com, Minggu (7/7/2019).
Baca Juga :
Moeldoko Sebut Rekonsiliasi Bukan Prioritas
Novel melanjutkan, ” Habib Rizieq Syihab (HRS) menurut saya pribadi belum tentu mau adanya Rekonsiliasi walau menyangkut kemerdekaan beliau sendiri, karena beliau sangat mendahulukan kepentingan Bangsa, Agama dan Rakyat Indonesia, sebagaimana kami dari PA 212 tidak setuju, juga disuarakan oleh para ulama, tokoh dan aktivis kubu 02 yang juga alumni 212, serta simpatisannya sebagian besar masih berkeberatan dengan adanya rekonsiliasi karena begitu banyak korban yang wafat, baik dari kurang lebih 500an petugas kpps yang wafat tidak wajar, apalagi 10 orang kehilangan nyawa temasuk 4 anak dibawah umur korban Tragedi berdarah tanggal 21-22 mei 2019, serta ratusan orang luka, juga ratusan orang ditangkap dan disiksa, menurut Komnas Ham yang hilang kurang lebih 70 orang itu, akan tetapi permasalahan ini harus dimusyawarahkan antara prabowo-Sandi dengan ulama, Tokoh dan aktivis perwakilan alumni 212 serta simpatisannya agar terpenuhi rasa keadilan yang ada dimasyarakat yang telah memberikan hak suaranya kepada 02, ” pungkasnya diakhiri salam dalam tulisan bahasa Arab.
*Red
Komentar ditutup.