BERITA TERBARUPOLITIK

Deklarasi Gerakan Bumi Putera

BintangEmpat.com, Jakarta – Deklarasi Nasional Kelahiran Gerakan Bumi Putera (GBP) berlangsung Rabu(27/2) siang di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, dihadiri Letjen TNI(Purn). Syarwan Hamid, Dr. HS Dillon, Dr. Sri Bintang Pamungkas, Rocky Gerung dan berbagai tokoh dan penggerak organisasi kemasyarakatan nasional yang bertemakan ‘gerakan bumi putera’. Acara dihadiri wakil-wakil dari Dewan Pengurus Daerah, Cabang dari sekitar 30 provinsi, 350 kota dan kabupaten, yang telah terbentuk.

Baca juga : Sapa Madura, Prabowo dikepung 25.000 Orang

Dalam acara deklarasi, Ketua Umum DPP GBP Dr. Haryono Edi Hermawan MM menyampaikan Pidato Politik, mengenai arah perjuangan GBP ke depan, khususnya dalam masalah keadilan yang masih jauh dari amanah para pendiri negara ketika mengumumkan Proklamasi Kemerdekaan di tahun 1945.

“Mengapa Proklamasi dinyatakan, adalah karena para pendiri negara ingin mengangkat anak negeri, para Bumi Putera dari keterhinaan dan keterhambaan di zaman kolonial. Meskipun mereka adalah pewaris-sah negeri namun nasib mereka tertinggal jauh dari lapisan penduduk Eropa dan Timur Asing, di zaman kolonial. Karena itu, pendiri negara telah menjanjikan bahwa kemerdekaan adalah pintu gerbang emas untuk mengangkat harkat dan martabat serta status Bumi Putera kepada siapa kemakmuran dan kesejahteraan mesti dipersembahkan,” tegas Ketua Umum DPP GBP.

GBP dibentuk berdasarkan Akta Notaris 20 Mei 2018, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM pada bulan Juli 2018.

Baca juga : Kades Arogan Pecat 3 Perangkat

Sebelum deklarasi, Dewan Pimpinan Pusat GBP, mengadakan beberapa kali diskusi dengan berbagai Tokoh nasional untuk menentukan visi dan misi, serta platform gerakan, maupun road-map ke depan. Juga dibahas langkah-langkah untuk mengintegrasikan semua organisasi bertemakan ‘Bumi Putera’ untuk mengefektifkan perjuangan pengarusutamaan agenda menyangkut kepentingan Bumi Putera di bidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial budaya termasuk pendidikan, dalam program pembangunan nasional jangka-panjang.

Para tokoh yang aktif mengadvokasi dan memperjuangkan kepentingan Bumi Putera sepakat dengan jati-diri GBP religius, inklusif dan nasionalis, dengan visi: “Menjadikan Bumi Putera, Pewaris-Sah Bangsa Menjadi Pemilik NKRI” dan dalam rangka perjuangan akan membentuk think-tank guna merumuskan arah serta substansi perjuangan GBP.

Menurut Sekretaris Jenderal Hazairin Pohan, sejumlah tokoh nasional yang mendukung kelahiran GBP, antara lain, Prof. Sri Edi Swasono, Kwik Kian Gie, Faisal Basri, Imam Masjid New York Dr. Shamsi Ali, Prof. Dr. Bomer Pasaribu, Prof. Dr. Muchtar Pakpakah, Ir. Sudirman Said, Fahri Hamzah, Letjen TNI (Purn.) Syarwan Hamid, Letjen TNI (Purn.) Geerhan Lantara, Komjen Pol (Purn) Susno Duadji, Dr. Sri Bintang Pamungkas, Pembaca Naskah Tritura Dr. Hakim Sorimuda Pohan, Prof. Dr. Sidik, Penulis Akmal Nasery Basral, pakar Semiotika Dr. Acep Iwan Saidi, Rektor Uhamka Prof. Dr. Suyatno dan beberapa rektor serta Duta Besar senior, wartawan senior dan budayawan. Sebagian besar pada pendukung bersama 50 tokoh lainnya telah membubuhkan tandatangan menjadi Deklarator kelahiran GBP secara nasional.

Mengapa gerakan Bumiputera lahir?

Baca juga : Tolak Pengosongan Hi-Tech, Pedagan Gelar Orasi

Pertama, membangkitkan kesadaran yang kuat dikalangan generasi muda bahwa merekalah pewaris sah pemilik negeri ini. Kedua, sebagai sarana perjuangan untuk pengakuan, perlindungan, pengarus-utamaan hak hak istimewa yang sah kepada rakyat bumi putera di bidang politik, hukum, ekonomi dan sosial budaya dalam program pembangunan negara.

Ketiga, mendorong generasi muda dan seluruh komponen bangsa menyepakati arah masa depan dalam mengembalikan posisi Rakyat Bumi Putera sebagai pewaris-sah dan pemilik NKRI dengan jaminan kuat konstitusi, hukum perundang- undangan, yang tercermin dari program pembangunan nasional, berdasarkan semangat dan ruh Pancasila dan UUD 1945 dalam bentuk aslinya, ucap Sekjen, Hazairin Pohan. (Siwa)