BERITA TERBARUOPINIPOLITIK

Polemik KPK, Harun Masiku Hingga Kompol Rosa, Ki Gendeng Angkat Bicara

Save KPK! Rezim Semakin Tidak Jelas Terhadap Korupsi

BintangEmpat.Com – Presiden Front Pribumi Ki Gendeng Pamungkas (KGP) menilai Komisi Pemberantasan Korupsi Firli membuat polemik baru di tubuh KPK.

Pasalnya ia memecat sepihak penyidik Kompol Rosa Purbo Bekti dan mengembalikan ke instansi asalnya. Ini dinilai KGP dinilai merusak KPK.

“Terang benderang masyarakat tahu bahwa Kompol Rosa merupakan salah satu penyidik yang menangani kasus suap pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) caleg PDIP Harun Masiku.” Kata Ki Gendeng Pamungkas, Kamis (6/2) pagi di Bogor.

KGP heran mengapa seorang penyidik yang sedang mengungkap skandal korupsi PAW di KPU dan belum selesai masa jabatannya di KPK, secara serta merta diberhentikan dari KPK dan dikembalikan ke Polri.

Uniknya, pihak Polri sebelumnya menegaskan bahwa Kompol Rosa tetap bisa bekerja di KPK. Masyarakat heran dalam 100 hari kinerja Firli tapi penuh kontroversi yang dilakukan.

Kapolri Sindir Anggotanya Dapat Jabatan dengan Cara ‘Menghadap’

“Kami menilai di era Firli tidak lebih baik daripada yang ditunjukkan oleh Taufiqurrahman Ruki dulu saat pimpin KPK, ” sambung KGP.

KGP menilai KPK akan semakin hancur di tangan Firli Bahuri. Sehingga dirinya minta agar masyarakat turun tangan menyelamatkan KPK.

“Bila begini terus gaya Firli memimpin KPK niscaya semakin hancur karena kepercayaan publik pada KPK akan semakin merosot tajam. Dan ini membuat kami dari Front Pribumi mengingatkan kepada Firli agar kembali pada sumpah jabatannya,” tegas KGP.

“Seperti kita tahu nasib Rosa terkatung-katung, karena ia tidak ditarik Mabes Polri, tapi sudah tak lagi mendapat akses masuk ke kantor KPK. Sementara itu kasus suap pengurusan PAW PDIP masih belum ada titik terang. Aneh kan?” , lanjut KGP.

“Sejak PDIP dan Jokowi berkuasa demokrasi di negara ini mati suri. Baik itu demokrasi, politik, ekonomi, budaya, sosial dan bermufakat mengeluarkan pendapat. Rakyat dibuat takut dan panik karena rezim sangat membenci kritik” kritik KGP.

Tiru Pembangunan Zona Integritas Polres Lumajang Terima Kunjungan Tim ZI Polres Jember

“Ini membuat rakyat terpecah belah atas demokrasi konyol yang tengah dimainkan penyelenggara negara partai politik Polri dijadikan bumper kekuasaan yang anti kritik” , sambung KGP.

“Berbeda sekali dengan era SBY yang begitu bebas rakyat dengan seenak udel mengritik tidak ditangkap. SBY dihina dengan dikomparasikan dengan kerbau pun ia tetap santun menghadapi rakyatnya. Dahulu kebijakan kenaikan TDL BBM DAN sembako yang membuat tangisan kaum tangisan munafik kaum merah untuk mengambil simpatik rakyat masih terngiang di telinga” banding KGP.

Lecehkan Meme HRS Dan Prabowo Dipolisikan

“Tidak tahunya mereka bromocorah atau mungkin pelacur politik. Kalau ada anggapan partai merah kokoh dan tangguh, bisa jadi esok akan hancur berantakan atas kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Masalah Dewan Pengawas KPK sebaiknya membubarkan diri agar tidak menghabiskan uang rakyat. Dan Kepala daerah atau kepala negara yang tidak mau dikritik sebaiknya pensiun dini saja secara terhormat sebelum mati! ” Tutup KGP.

(Hans Suta).

Jokowi Setujui Terowongan Penghubung Masjid Istiqlal ke Gereja Katedral

Tangani Kasus Harun Masiku, Nasib Kompol Rosa Dipimpong KPK-Polri

Sebelumnya diberitakan, nasib penyidik KPK Kompol Rosa Purbo Bekti saat ini tidak jelas. Di satu sisi, KPK menyatakan sudah mengembalikan Rosa ke institusi awalnya, Polri.

Sementara pernyataan Polri berubah-ubah soal Rosa, awalnya menyangkal, kemudian mengakui, namun belakangan membatalkan penarikan Rosa ke institusi Polri.

Rosa merupakan salah satu tim yang turut terlibat dalam penyelidikan kasus dugaan suap terhadap mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan oleh politikus PDIP Harun Masiku.

Soal Pemulangan WNI Eks ISIS, Jokowi: Saya akan bilang tidak

Kini nasib Kompol Rosa pun seakan tak jelas, masih di KPK atau kembali ke Polri. Terlebih saat ini Rosa sudah tak mendapat akses masuk ke markas lembaga antirasuah. Berikut ini ulasannya:

Polri Menyangkal Tarik Rosa

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Raden Prabowo Argo Yuwono pada Rabu (29/1) pernah menyangkal tidak menarik salah seorang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali ke instansi.

“Jadi kemarin ada Pak Rosa ya, itu kita tidak tarik ya. Dia tetap di KPK karena masih sampai September abis,” tutur Argo di PTIK, Jakarta Selatan, Rabu (29/1).

Awalnya, Polri masih mengkaji penarikan kembali Kompol Rosa dari posisinya sebagai penyidik KPK.

Polemik Yayasan Imam Syafii Polisi Tinjau Lokasi

“Masih dalam pengkajian dan dikoordinasikan,” tutur Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Asep Adi Saputra, Jakarta Selatan, Selasa 28 Januari 2020.

Ketua KPK Tegaskan Rosa Dikembalikan ke Polri

Ketua KPK Firli Bahuri memastikan jika penyidik yang bernama Rosa sudah bukan lagi pegawai lembaga antirasuah. Rosa sudah dikembalikan ke institusi awalnya, Polri.

“Penyidik atas nama Rosa sudah dikembalikan (ke Polri) tanggal 22 Januari 2020, sesuai dengan surat keputusan pemberhentian pegawai negeri yang dipekerjakan di KPK sesuai keputusan pimpinan KPK,” ujar Firli saat dikonfirmasi, Selasa (4/2).

Risma: Kalau Saya Kodok Berarti Ayah Dan Ibu Saya Kodok

Firli mengatakan hal tersebut sekaligus menanggapi kabar soal Rosa yang sudah tak mendapat akses masuk ke Gedung KPK. Menurut Firli, pengembalian seorang penyidik ke lembaga asalnya adalah hal wajar.

“Surat keputusan pemberhentian ditandatangani oleh Sekjen KPK dan petikan ditandatangani Karo SDM,” kata Firli.  (*)

Komentar ditutup.