BERITA TERBARUPERISTIWA

Dua Mahasiswa Meninggal Dunia Seribu Obor Menyala Di Depan Mapolda Sultra

Foto: 1. Abdur Rajab Saputra, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Pemuda Marhaenis, Sultra.
2. Marsono Ketua Umum dmDewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Sultra.
3. Laode farhan Ketua Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi, Sultra.
4. Muh Amang, Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia.

BintangEmpat.Com, Sulawesi Tenggara – Seribu obor menyala di depan Markas Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara malam ini, (25/9/2020). Obor itu sebagai simbol menghormati dan mengenang kematian dua mahasiswa Muhammad Yusuf Kardawi, salah satu mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) dan Randi mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO.

Randi tewas tertembak saat bentrokan terjadi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Kamis, (26/9/2019).

Saat ini 25 September 2020, pukul 21.00 Wita, ratusan mahasiswa berkumpul di depan Mako Polda Sultra, sambil menyalakan obor mereka berdoa untuk kedua mahasiswa yang meninggal dan mempersiapkan diri untuk  demo aksi solidaritas besok pagi 26 September 2020, yang akan dihadiri ribuan mahasiswa dan aliansi masyarakat.

Dugaan Pungli Milyaran Di Samsat Jember Dan Sekitarnya

 

Mereka menuntut Brigjen Pol. Yan Sultra Indrajaya yang sebelumnya menjabat Wakapolda Sulawesi Tenggara yang sekarang diangkat menjadi Kapolda Sulawesi Tenggara, mereka menganggap yang bertanggung jawab atas kematian Muhammad Yusuf Kardawi dan Randi.

Menurut Abdur Rajab Saputra, Ketua DPD GPM Sultra menilai Irjen Pol. Yan Sultra tidak layak memimpin Polda Sultra. “Kami menilai Yan Sultra tak layak memimpin Polda Sultra”, ucapnya, (25/9/202).

Senada dengan Marsono ketua umum dewan pimpinan daerah ikatan mahasiswa Muhammadiyah, Sultra, dia meminta agar kasus kematian Yusuf dan Randi bisa dibongkar secepatnya. “Kami meminta Kapolri agar segera mengusut tuntas kematian Yusuf dan Randi seterang-terangnya siapa otaknya dan Yan Sultra tak layak jadi Kapolda Sultra karena Yan Sultra yang bertanggung jawab atas kematian Yusuf dan Randi”, terangnya.

Senada juga dengan Muh Amang, Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, dia meminta kepada Presiden sebagai kepala Negara untuk mengevaluasi Kapolri

“Pak Idham Azis sebagai Kapolri yang dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun menjabat tidak mampu menyelesaikan kasus Randi dan Yusuf dimana perkara ini diduga diakibatkan dari Institusi Polri itu sendiri. Hal ini penting untuk dilakukan agar kepercayaan publik terhadap Institusi Polri kembali baik dan negara seharusnya hadir untuk melindungi rakyatnya”, terangnya.

Senada juga dengan Laode farhan Ketua Liga Mahasiswa Nasional demokrasi, Sultra, dia menunutut agar Yan Sultra Indrajaya dicopot dari Kapolda, karena pada 26 September 2019, Yan Saputra bertanggung jawab atas pasukannya. “Copot Yan Sultra Kapolda Sultra, karena saat itu dia pengendali masa aksi”, pungkasnya.

Sampai malam ini belum ada yang bisa dimintai tanggapa dari pihak Polda Sultra, kami akan berupaya mendapatkan tanggapan dari pihak Polda Sultra. Bersambung… *Agus.