Prabowo Sapa Santri Mojokerto
Baca Novel Bamukmin, Haram Pilih Saya
Bintangempat.com, Mojokerto – Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto bersilaturahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Riyadlul Jannah Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (23/02/2019) malam.
Baca juga : Polresta Sidoarjo Gerebek Curanmor
Rombongan sampai di Ponpes Riyadlul Jannah Pacet sekitar pukul 20.00 WIB malam, kedatangan Prabowo disambut antusias para tokoh Ponpes Riyadlul Jannah, para santri dan para relawan pendukung Prabowo. Terlihat Para santri berbaris untuk berebut mencium tangan Prabowo.
Baca juga : Peresmian Stand Pasar wisata Pacet
Kedatangan Capres nomor urut 02 ini langsung masuk kedalam kediaman Pengasuh Ponpes Riyadlul Jannah, KH Mahfud Syaubari. Agenda kunjungan Prabowo di pesantren ini untuk bersilaturahmi sekaligus beramah-tamah dengan Pimpinan Ponpes Riyadlul Jannah, Kiai Mahfud Syaubari. Pertemuan yang tertutup berlangsung cukup lama.
Mohammad Yusuf Misba, selaku humas pondok Riyadlul Jannah saat ditemui awak media mengatakan, pertemuan seperti ini sudah sering dilakukan hanya sekedar Sillaturahmi.
“Kedatangan Pak Prabowo kita manfaatkan untuk sekedar Sharing dengan beliau Apa yang bisa dilakukan oleh beliau ketika nanti dia diamanahi oleh Allah menjadi pemimpin, jadi banyak juga masukan-masukan dari para Kyai dan para cendekiawan muda bagi beliau ketika nanti memimpin negeri dan insya Allah Bapak Prabowo juga sudah komitmen jika nanti beliau diamanahi menjadi pemimpin di negeri ini,” katanya.
Yusuf juga mengatakan Silaturahmi kali ini dihadiri para ulama-ulama dari Madura dari aliansi ulama Madura, aliansi ulama Tapal Kuda, aliansi profesor-profesor, rektorat-rektorat dan lain sebagainya.
“Pertemuan kali ini tidak ada kesepakatan apapun, kita hanya memberi masukan-masukan sekaligus meminta komitmen kepada Pak Prabowo ketika nanti diamanahi menjadi pemimpin, tidak ada MOU apapun, hanya memberi masukan bagaimana nanti ketika memimpin negeri ini bisa mengharmoniskan perbedaan-perbedaan yang sekarang ini sangat terasa sekali,” ungkapnya.
“Yang paling penting bagaimana menjaga persatuan dan keutuhan Negara Republik Indonesia,” imbuhnya.(den/ziwa)