BERITA TERBARUPOLITIK

PA 212 Gelar Ijtima IV, NU Muhammadiyah Angkat Bicara

BintangEmpat.Com, Jakarta – Ijtima Ulama ke- IV (4) siap digelar oleh sejumlah organisasi masyarakat (ormas). Direncanakan pada 5 Agustus 2019 datang, Ijtima Ulama ke-4 yang dimotori oleh Persaudaraan Alumni 212 juga akan diikuti oleh Front Pembela Islam (FPI) dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa atau GNPF Ulama.

Sikap serius ormas tersebut menggelar acara disampaikan secara langsung oleh Ketua PA 212 Slamet Ma’arif. Dimana Slamet mengatakan, mereka akan berjuang dengan sekuat tenaga agar Ijtima ulama itu berjalan dengan sukses dan lancar.

BACA: KPK Segera Tangkap Menteri Perdagangan

“Kami akan terus mengawal hingga akhir perjuangan. Siapapun yang satu visi dengan PA 212, silahkan naik ke dalam gerbong. Sementara siapa pun yang tidak nyaman dan tidak sevisi, silahkan turun,” tegas Slamet yang juga mengatakan, “Siapa pun yang berada di depan dan menghalangi akan kami tabrak, karena kereta akan jalan terus,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Juru bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin menyatakan pihaknya akan menggelar Ijtima Ulama keempat pada Agustus 2019 nanti.

“Iya [Ijtima Ulama keempat] insyaallah awal Agustus,” ujarnya, Senin (15/7/2019).

BACA JUGA: Anies Disebut ‘Goblok’

Dirinya menerangkan pada pertemuan nanti, pihaknya akan membahas terkait rencana langkah politik ke depan bagi para ulama, aktivis dan tokoh mengambil oposisi bersama partai kelompok lainnya.

Selain itu, pihaknya juga akan membahas terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU), 10 orang korban tragedi 21-22 Mei, korban 500 petugas KPPS yang diduga wafat tidak wajar, juga kriminalisasi ulama, aktivis dan tokoh alumni 212, termasuk permasalahan Habib Rizieq Shihab. Termasuk membahas terkait langkah politik kelanjutan dengan Prabowo-Sandi.

“Benar semua ini akan dibahas,” ucapnya.

BACA: Memahami Visi Indonesia PR untuk Presiden Jokowi 2019-2024

Kemudian dirinya menuturkan, pada pertemuan nanti, pihaknya kemungkinan akan melibatkan mantan capres-cawapres 02 Prabowo-Sandi yang pernah mereka dukung pada pilpres 2019 kemarin.

“Insyaallah [libatkan Prabowo-Sandi],” tuturnya.

Pada pertemuan nanti, sekitar 1.500 orang yang terdiri dari ulama, tokoh, dan aktivis akan berkumpul pada Ijtima Ulama keempat.

“Seperti yang sudah-sudah 1.500 ulama, tokoh dan aktivis hadir, ” pungkasnya.

BACA: Bakal Ada Pertemuan Lanjutan Antara Jokowi Dan Prabowo

Sikap itu pula yang membuat dua ormas agama terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah bersuara. Khususnya terkait akan digelarnya Ijtima Ulama yang didasarkan pertemuan Jokowi dan Probowo, beberapa waktu lalu. Dimana, PA 212 merasa kecewa atas hal tersebut.

Padahal dari para tokoh NU dan Muhammadiyah, pertemuan kedua tokoh bangsa itu dinilai sebagai langkah positif. Setelah rentang pilpres 2019 yang menciptakan polarisasi tajam di antara dua belah pihak.

BACA : Prediksi Habib Rizieq Bakal Calon Presiden 2024

“Kita tidak melarang Ijtima Ulama itu, tapi jangan kemudian ada ijtima ulama yang keempat hanya ingin memelihara keterbelahan. Jangan begitu. Saat ini umat pada umumnya sudah menginginkan rekonsiliasi dan tidak ada lagi pembelahan,” ujar Masduki Baidowi, Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar NU.

Masduki juga mengingatkan, bahwa ulama itu merupakan tokoh terhormat. Mempunyai visi keislaman dan keilmuan sebagai pewaris nabi. Sehingga ulama sebaiknya tidak masuk dalam kepentingan politik praktis.

“Jadi kita pertanyakan urgensi Ijtima Ulama keempat itu. Di NU, ijtima dilakukan hanya untuk membahas masalah fiqih dan keagamaan, bukan politik praktis. Karena itu NU  tidak akan terlibat dalam ijtima ulama yang digagas PA 212,” ujarnya.

BACA: “Tak Usah Pajang Poto Presiden Di Sekolah”

Muhammadiyah pun senada dengan apa yang disampaikan NU terkait rencana Ijtima Ulama keempat itu. Melalui Ketua Majelis Hukum dan HAM Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Trisno Raharjo, Ijtima ulama IV tidak diperlukan bila hanya merespons pertemuan Jokowi-Prabowo.

“Ijtima tidak perlu bersifat responsif akibat suatu pertemuan. Ini kurang baik menurut saya. Akan lebih baik jika ijtima dilakukan untuk konsolidasi umat dalam peningkatan partisipasi kebangsaan. Sehingga bangsa Indonesia menjadi lebih baik,” ucap Trisno.

Dirinya juga mengatakan, tidak mempermasalahkan rencana ijtima ulama yang akan dilakukan oleh berbagai ormas itu. “Itu ekspresi mereka. Sepanjang sesuai undang-undang tidak dilarang,” ujarnya.

SOROT: Tugu Lamongan Senilai 6 Milyar Terindikasi Korupsi

Senada dengan NU, Muhammadiyah juga menyampaikan, tidak ada  warga Muhammadiyah yang akan hadir dalam ijtima ulama yang digagas PA 212.

*Redaksi.

Komentar ditutup.