OPINI

Amien Rais Tuntut Jokowi Mundur

 

Ditulis Oleh: Ruskandi Anggawiria

Pemerintah Kalah dalam Kasasi, Amien Rais Ancang-ancang Tuntut Jokowi Mundur.

Amien Rais benar-benar memanfaatkan peluang sekecil apapun untuk menyerang pemerintah, hal itu terlihat ketika mengomentari kekalahan pemerintah dalam kasus Karhutla yang diputus kasasinya di MA.
Ada pernyataan Amien Rais yang terkesan dilebih-lebihkan, bahwa jika PK yang akan diajukan oleh pemerintah nanti berhasil ditolak oleh MA, tuntutan Amien Rais justru menyambar kepada persoalan posisi Jokowi sebagai Presiden.

Berita Terkait: Mahkamah Agung Vonis Jokowi Bersalah

Amien minta Jokowi mundur, “Kalau di PK dikalahkan lagi itu artinya apa ya? Harus lho, hanya mundur. Yang kayak begini beyond imagination. Kok tiba-tiba saja,” ujarnya.

Imajinasi Amien Rais pun mengembara kepada keberhasilan masa lalunya menggagas pelengseran beberapa penguasa, yang tampaknya menjadi khayalan abadi pada dirinya, ketika kembali dia ingin Jokowi pun lengser hanya karena kalah kasasi.

BACA: Istri Ahmad Dhani ‘Banting Setir’ Jadi Penyanyi Dangdut

Demikian besar obsesi Amien untuk menyulut opini masyarakat, agar menimpakan setiap kesalahan pemerintah itu pada diri Presiden. Meskipun beberapa hari lalu ada potongan pernyataannya yang menjanjikan tidak akan mengganggu Jokowi dalam periode jabatannya yang kedua, namun ketika kesempatan untuk menyerang itu diperolehnya, ternyata dendam kesumat Amien Rais pun seolah terbuka kembali.

Benar juga julukan yang melekat pada diri Amien Rais, yakni sebagai Sengkuni yang kehadirannya di setiap lakon pewayangan selalu memerankan pelaku intimidasi, tampaknya bawaan sikap seperti itu tidak mudah dihilangkan, karena telah masuk ke setiap jengkal jaringan tubuhnya.
Meskipun terkesan mengada-ada, bisa saja kita membayangkan kondisi Amien Rais seandainya sehari tanpa mengatakan hal yang kontroversial, mungkin tulang-tulangnya akan terasa ngilu, bahkan serasa dunia seperti mau runtuh.

BACA JUGA: Proyek Irigasi Siluman 2 M Tanpa Papan Kerja

Oleh karenanya pikiran dan hatinya selalu mengintai setiap situasi yang berkaitan dengan kelemahan pemerintah.

Adakah logika yang bisa diterima, ketika sebuah kasus hukum yang bahkan sangat jauh dengan konsekwensi logis terhadap posisi Presiden, harus digiring seolah-olah merupakan kesalahan fatal yang mengharuskan Presiden mundur dari jabatannya ?.

BACA: PA 212 Gelar Ijtima IV, NU Muhammadiyah Angkat Bicara

Sepertinya Amien tak tahu sedikitpun tentang aspek yang memungkinkan seorang Presiden dapat dipaksa mundur dari jabatannya. Jika dia paham tentang hal yang satu ini, niscaya tidak akan muncul pernyataan absurd itu.

Narasi yang menuntut Presiden mundur, membuktikan Amien Rais belum move on dari kenyataan bahwa masa kampanye dan rivalitas pilpres telah usai.

BACA: KSB Kembali Berulah Satu Anggota TNI Gugur

Namun naga-naganya dia ingin memiliki panggung untuk mengekspresikan sikap politiknya, maka secara manusiawi kita boleh juga menyikapinya sebagai hal yang wajar, toh dia memang tidak mudah mengubah perilaku politiknya.

Seperti ungkapan bahwa yang waras harus mengalah, maka demikian juga masyarakat yang lebih dewasa harus memaklumi ketika seorang yang terlanjur terpapar perasaan dendam kesumat, sedikit saja ada informasi yang memicu emosinya, akan menyulut penyakit lamanya kembali kumat.Fakta sebenarnya, kasus kebakaran hutan yang memicu opini Amien Rais, tidak lebih dari gugatan perdata dari beberapa pihak penggugat, yang menghendaki pemerintah dituntut melakukan beberapa langkah pencegahan, agar kebakaran hutan itu tidak berulang.

BACA: Bakal Ada Pertemuan Lanjutan Antara Jokowi Dan Prabowo

Sangat jauh panggang dari api jika hanya karena gugatan perdata yang diputus menang melawan pemerintah, digoreng sedemikian rupa menjadi faktor yang mengharuskan mundurnya seorang Presiden.

Sangat mungkin keinginan yang terlalu dibesar-besarkan itu, dipicu dari mentahnya kubu yang menjadi tempat Amien Rais bercokol, dari memenangkan kontestasi melawan Jokowi. Yang kita khawatirkan selama lima tahun ke depan, narasi serupa itu akan terus dialirkan dalam berbagai kesempatan.

BACA: Utang Luar Negeri RI Naik 7 Persen Jadi Rp 5.444 Triliun

Meskipun resonansinya tidak terlalu berdampak, namun sebagaimana sifat informasi, jika terus menerus disuarakan, tidak mustahil akan secara pelahan namun pasti, masyarakat akan menyimpannya secara tidak sadar sebagai sebuah kebenaran.

Bukan hanya kali ini ujaran-ujaran yang pada awalnya sulit diterima nalar, karena secara konsisten diangkat terus menerus, akhirnya banyak pihak yang bersedia menerimanya sebagai kebenaran.

BACA: Tidak Bayar Pungli Paguyuban Dua Siswi SD Tidak Dinaikan Kelas

Ironisnya cara seperti itu banyak dipakai oleh kalangan yang beritikad tidak etis, semacam paham radikalisme atau fundamentalis agama.Barangkali Amien Rais sangat termotivasi untuk melakukan cara seperti itu, dan berharap pada waktu yang tepat dia akan menuai hasilnya. Jika tidak bisa dalam waktu dekat, mungkin pada kesempatan tertentu, harapannya akan mencapai hasil optimal.

Massa Serang 3 Anggota TNI

 

*Sumber Redaksi

Komentar ditutup.